Genre : Romance
Pairing : Aomine Daiki/Kise Ryouta
Warning! : Shonen ai, BL, Yaoi, pokoknya kalo kalian gasuka yang berbau boyxboy cepet2 klik silang di pojok kanan atas aja.
.
.
.
Anime belongs to Tadatoshi Fujimaki but the story is mine.
Proudly present, enjoy !
Bagi seorang Kise Ryouta menjadi pemain tim inti lebih awal saat masuk klub bukanlah hal yang mengejutkan.
Sudah sewajarnya. Itulah yang ia fikirkan awalnya.
Tapi sekarang ia sadar bahwa dirinya cukup beruntung untuk masuk tim inti klub basket Teiko. Cukup beruntung bertemu teman-teman hebat yang peduli padanya. Kuroko yang ramah, Akashi yang peduli, Murasakibara yang lucu, dan Midorima yang Tsundere.
Dan ia tak akan pernah lupa dengan orang yang membuatnya tertarik pada basket untuk pertama kalinya.
Aomine Daiki.
Aomine adalah orang pertama yang ia idolakan selain dirinya sendiri. Orang yang berhasil membuatnya terkagum-kagum sampai merengek meminta bermain one on one setiap usai latihan.
Terimakasih kepada Aomine yang sering sekali mengatainya payah sehingga ia bisa menjadi seperti sekarang. Kise sangat tau Aomine bukan tipikal seseorang yang ramah. Jadi ia lebih mengarahkan kata-kata kasar dari pria itu ke hal yang membuatnya termotivasi.
"Masih terlalu cepat seratus tahun bagimu untuk mengalahkanku Kise!" kata Aomine sambil memamerkan senyumnya , membuat Kise yang membungkuk kelelahan kembali menegakkan badannya.
"Kalau begitu aku akan mempercepat seratus tahun itu!" begitulah cara Aomine membuat Kise bersemangat lagi. Ia punya taktik sendiri untuk menyulut stamina pemuda blonde yang merangkap atlet baru sekaligus model itu. Tak akan ia biarkan Kise menyerah begitu saja dan melupakan hal yang membuatnya berada di gym ini.
Biasanya seperti itu.
Namun hari ini bukanlah hari bagus untuk Kise. Badannya terasa sangat lemah dan kepala nya serasa berputar.
Salahnya kemarin tidak mendengarkan nasehat Akashi untuk menunda pulang karena hujan dan lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaan modelingnya yang padahal bisa ditunda.
"Kise, kau kenapa ?" ia bahkan tidak menyadari Aomine yang telah duduk disampingnya. Menyerahkan minuman isotonik yang dibagikan Momoi. "Tumben kau tidak berisik" sambungnya lagi.
Kise mengambil botol minuman dengan kasar.
Ia tau Aomine hanya bercanda. Biasanya juga seperti ini. Tapi entah mengapa hari ini Kise agak sedikit sensitif. Dia menoleh dan memberi Aomine tatapan tajam. Kepalanya sangat pusing, ia tidak dapat berfikir jernih sekarang.
"A-apa ? Kenapa wajahmu seperti itu ? Kau sedang datang bulan ya ?" tapi Aomine yang bodoh ini tak cukup peka.
Akashi dan Kuroko yang mengamati dari jauh hanya menggeleng prihatin. Midorima yang berada tak jauh dari mereka hanya bergumam "bodoh" dalam hati. Sedangkan Momoi cepat-cepat mendekati mereka namun di halangi oleh Murasakibara.
"Kenapa Mukkun ??" tanya Momoi pada cowok berambut ungu tersebut.
"Aku tidak tau Momochin, tapi Akachin bilang biarkan mereka berdua saja." dan Momoi langsung menoleh ke Akashi.
Akashi sudah menatapnya duluan. Kemudian menggeleng memperingati Momoi untuk jangan mendekati mereka. meskipun Momoi tidak terlalu paham maksud Akashi ia akhirnya menurut saja dan memerhatikan mereka dari jauh.
"Aominechii berhentilah mengatakan hal-hal bodoh-ssu" Kise menunduk, menyangga kepalanya dengan dua tangan seakan kepalanya akan jatuh. Aomine mengerjap bingung. Tak biasanya Kise menanggapi candaannya serius seperti ini. Biasanya Kise akan berkata Jahat-ssu dan pura pura menangis.
"Kau sensi sekali ? Memangnya ada apa ?" Aomine mulai sadar kalau ada yang aneh dengan pemuda berambut kuning itu
"Kepalaku sakit, Aominechhi!" ujar Aomine dengan nada agak tinggi. Emosinya memang sering labil kalau kesehatannya terganggu.
"Kau sakit ? Memangnya orang sepertimu bisa sakit juga ya ?" Aomine tertawa mengejek. Membuat Kise semakin naik darah. Momoi ingin sekali melempar sepatu kepadanya sekarang. Sedangkan Akashi rasanya ingin melempar gunting sekarang juga. Kuroko sudah mengeram dan ingin memukul Aomine kalau saja Akashi tidak menggenggam tangannya.
"tinggalkan saja aku sendiri Aominechii !" akhirnya Kise berteriak kepada Aomine. Membuat cowok itu agak shock dan hanya bisa mengerjap saat Kise beranjak dan siap-siap pergi dari hadapannya.
Belum selangkah Kise pergi dari Aomine, Kise sudah linglung dan terjatuh karena kepala nya terasa berputar-putar.
"O-oi !! Kise !" Aomine spontan menangkap Kise yang hampir terbentur bench. Menyandarkannya di pangkuan dan menyadari bahwa cowok itu sudah hilang kesadarannya. "Kise ! Oi ! Bangun !!"
"Kii-chan !!"
"Kise-kun !"
"Daiki, kau harus menolongnya !"
"Araa ? Kenapa dengan Kisechin ?"
"Dia terkena vertigo nodayo"
Tanpa mendengarkan perkataan teman-temannya Aomine segera menggendong tubuh Kise dan membawanya ke uks. Teman-temannya yang lain mengikuti dari belakang.
"Astaga, kenapa bisa seperti ini" suara Aomine terdengar serak.
Sesampainya di uks, Kise dibaringkan di atas ranjang pasien. Momoi dan Midorima bergegas mencari obat karena saat itu hari sudah gelap dan guru uks sudah pulang kerumah.
"Kemarin malam Kisechin hujan-hujanan karena ingin menyelesaikan pekerjaan modelnya." ujar Murasakibara yang langsung ditanggapi tolehan oleh Aomine."waktu itu Minechin sudah pulang makanya tidak tau"
Aomine langsung memandang Akashi dengan geram "Kenapa kau tidak mencegahnya, Akashi ? Bukannya kau itu kapten ? Harusnya kau peduli dengan kesehatan teman setim mu ! Kenapa malah membiarkannya hujan-hujanan untuk menyelesaikan pekerjaan bodoh itu ?!"
"Akashi-kun sudah melarangnya, Aomine-kun tapi Kise-kun yang bersikeras mau pergi. Tolong jangan menyalahkan Akashi-kun seenaknya" Kuroko maju kedepan Akashi. Menghalangi pandangan Aomine dan inilah pertama kalinya Aomine melihat Kuroko sangat marah. Ia tau Kuroko juga mengkhawatirkan Kise.
Akashi hanya meraih pundak Kuroko dan menariknya kepelukannya.
"Tenanglah Tetsuya."
"Maaf aku sudah menyalahkanmu Akashi" Aomine memandangi Kise lagi. Wajah Kise terlihat sangat kesakitan saat ini. Ia jadi penasaran kenapa Momoi lama sekali.
"Dai-chan ! Ini obatnya" tiba-tiba saja Momoi muncul bersama Midorima, ia menyerahkan obat dan botol air mineral kepada Aomine.
Dengan bantuan Midorima Kise didudukkan dan meminum obat dari Momoi.
Beberapa saat kemudian Kise sadar. Ia mengerang saat mencoba membuka matanya. Kepalanya masih pusing.
"Kise! " panggil Aomine khawatir.
"Aominechii.. Semuanya..maaf telah merepotkan kalian" Kise tersenyum lemah. Sudah berhasil membuka matanya.
Ia kemudian duduk dibantu Momoi.
"Hati-hati Kiichan"
"Kau seperti orang tua saja" meskipun khawatir Aomine sempat-sempatnya mengejek Kise.
Namun Kise hanya membalasnya dengan tawa renyah seperti biasanya. Aomine menghela nafas lega.
"Tidak, Kise-kun. Sebenarnya yang menggendongmu ke sini hanya Aomine-kun" ujar Kuroko balas tersenyum.
Kise memandang Aomine dengan wajah kaget. Dan Aomine hanya membuang muka ke arah lain. Kise dapat melihat rona samar di kulit tan Aomine. Itu membuat perasaannya hangat.
"Kalau begitu kami pulang dulu. Tolong antar Ryouta sampai kerumah, Daiki"
"Tapi Satsuki-"
"Aku pulang dengan Mukkun dan Midorin, Daichan. Tolong jaga Kiichan yaa"
Aomine hanya memandangi teman-temannya yang berjalan menjauh. Kuroko sempat mengangguk dan Momoi mengedipkan mata kepadanya.
Tapi sungguh. Ia tak mengerti maksud mereka.
"Maafkan aku tadi membentakmu Aominechii" Kise tiba-tiba berbicara dengan wajah menunduk. Ia menyesal telah lepas kendali terhadap Aomine.
"Bodoh, jangan berwajah seperti itu. Kau harusnya mematuhi kata-kata Akashi dan tidak menerobos hujan kemarin malam" Aomine tersenyum dan menepuk kepala Kise. Membuat pemuda bermanik emas itu ikut tersenyum.
"Ngomong-ngomong apa benar Aominechii tadi yang membawaku ? Apa tidak berat-ssu ?"
Benar juga, Aomine tadi terlalu khawatir sampai tidak sadar kalau Kise memiliki berat badan yang tidak ringan. Tapi rasanya tadi tidak terlalu berat juga.
"Entahlah. Aku tadi tidak sadar menggendongmu kesini" jawab Aomine tanpa melihat ke Kise. Tangannya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Blush ! Wajah Kise memerah mendengar kata 'menggendong' dari Aomine.
"Maaf ya Aominechii" ujar Kise setengah menunduk.
"Kau ini minta maaf terus." Aomine duduk di ranjang Kise, meletakkan tangannya di dahi Kise. "Ngomong-ngomong bagaimana keadaanmu ? Masih sakit"
Kise spontan tertawa ia menurunkan tangan Aomine dari dahinya.
"Aku vertigo Aominechii, bukan demam. Dan sekarang aku baik baik saja"
Aomine melirik tangannya yang masih digenggam Kise namun tak berniat menegurnya. "Wajahmu merah. Kukira kau demam" elaknya.
"Itu.." Kise membuang muka "itu karena Aominechii"
Sekarang gantian wajah Aomine yang memerah.
Hening menyelimuti ruangan uks.
Aomine dapat mendengar bunyi degup jantung yang sangat cepat.
Jantung siapa ? Dia atau Kise ?
Aomine mencoba melihat wajah Kise yang masih menghindari kontak mata dengannya.
Wajahnya putih bersih dan tampan. Wajar karena Kise adalah seorang model. Kise memiliki bulu mata yang panjang dan garis wajah yang cantik. dan bibirnya merah seperti perempuan.
Aomine mengingat ingat sikap Kise yang kadang manja padanya. Kadang dengan Kuroko. Tapi itu tidak menggaggunya karena ia tau Kise tak punya perasaan selain menghormati dan menyayangi Kuroko sebagai seorang sahabat.
Dan untuknya ? Bagaimana dengannya ? Bagaimana perasaan Kise padanya ?
Bagaimana perasaannya pada Kise ?
Aomine memindahkan tangannya yang tak dipegang Kise ke dadanya sendiri.
Deg
deg
deg.
Ah.. Ternyata suara jantungnya.
"Kise.." panggil Aomine. Kise menoleh.
Emas dan biru donker bertemu dalam satu garis lurus.
"Aku menyukaimu.." suara Aomine menghilang. Ia menunduk sebentar. Kemudian menatap kise lagi. "Aku tidak tau bagaimana harus mengatakannya karena kita sama-sama laki-laki. Aku heran kenapa Akashi dengan mudahnya mengatakan hal ini kepada Kuroko dan berciuman di depan kita. Maksudku, kalau kau merasa aneh karena ini aku minta ma-"
Aomine tidak dapat melanjutkan perkataannya karena bibirnya telah dibungkam oleh bibir Kise.
Ciuman dalam yang penuh perasaan.
Ini ciuman pertama yang tak pernah Aomine bayangkan.
Ia dulu memimpikan akan berciuman dengan wanita berdada besar seperti mai-chan.
Tapi itu bukan masalah sekarang. Ia menikmati ciuman ini.
Ia menyukainya.
Aomine menutup matanya perlahan. Memindahkan kedua lengannya ke punggung Kise sementara Kise menarik kepala Aomine lebih dekat padanya.
Setelah cukup lama, akhirnya mereka melepas ciuman itu.
"Aku juga menyukai Aominechii."
Ujarnya sambil tesenyum lebar.
Aomine tak dapat menahan diri untuk menarik Kise kepelukannya lagi.
Sementara itu diluar pintu 5 pasang mata sedang mengintip di jendela uks.
Momoi wajahnya merah padam tak menyangka kalau ternyata Aomine menyimpan perasaan kepada Kise.
"Dai-chan sudah punya pacar. Aku kalah dengan Daichan hueeeeee !!!!" Momoi menangis memeluk pinggang Murasakibara.
"Aku tidak kaget dengan ini semua nodayo. Tapi bukan berarti aku telah memperhatikan mereka selama ini nodayo" komentar Midorima sambil membenarkan kacamatannya.
"Momochin ingusmu jangan sampai menempel. Nyam..nyam" Murasakibara memakan snacknya sambil mencoba melepaskan Momoi dari pinggangnya
"Syukurlah mereka bisa bersama-sama. Aku sudah tau kalau mereka memang saling menyukai" ujar Kuroko dengan senyum tipis.
"Aku menebak mereka akan jadi pasangan paling berisik di sekolah" Akashi menyeringai dan merangku Kuroko. "Ayo pulang".
(Owari)
Ini lanjutan fandom Knb yang sebelumnya. Maaf agak lebay ya. Saya ga tau lagi gimana harus menggambarkan love story otp saya yang satu ini. :'
See you next post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semua komentar sangat saya hargai. Tolong hargai balik dengan tidak ngespam atau berkata kotor di blog saya. Sankyu 😊